Kalau saya jadi bos dan usaha saya masih memungkinkan operasional pekerjaan dilakukan dari rumah, saya tidak akan bergeming saat PSBB Jakarta berakhir awal Juni nanti.
Kenapa?
1. Indonesia masih di puncak pandemi
2. Belum ada upaya konkret (dan berhasil signifikan) dari pemerintah untuk menekan laju pandemi
3. Kalau karyawan sakit, saya sebagai bos juga yang rugi.
Landasan no 1&2, kondisi Singapura vs Indonesia (diambil dari Twitter @thedufresnee)
Singapore
– Tes: 246.254
– Tes/1 jt penduduk: 42.132
– Kasus: 28.038
– Meninggal: 22 (0,08%)
Indonesia
– Tes: 140.473
– Tes/1 jt penduduk: 514
– Kasus: 17.514
– Meninggal: 1.148 (6,6%)
Landasan no 3
Kalau karyawan saya sakit, dia harus menjalani pengobatan/isolasi mandiri setidaknya 2 pekan. Selama itu, kerja dia harus di-handle oleh rekan yang lainnya atau bahkan ada pekerjaan yang harus ‘tiarap’ karena absense-nya dia.
Selain itu, psikologis tim di kantor juga akan berpengaruh. Kedua hal ini berarti hilangnya produktifitas.
Yang utama, adalah hati nurani. Kalau terjadi apa-apa secara kesehatan dan keselamatan, saya sebagai bos lah yang akan paling bertanggung jawab scr moril.